Narcissus
Narcissus
Couldn't load pickup availability
Kehadiran quarter life crisis di usia saya saat ini telah memporak-porandakan pandangan saya mengenai nilai hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa saya sedang berada dalam titik terendah di mana saya tidak lagi memaknai kehidupan, tidak ada tujuan, dan pikiran negatif selalu bergelut tanpa henti. Hal tersebut berlangsung cukup lama sampai membuat saya banyak mempertimbangkan mengenai akhir dari hidup. Pada akhirnya, saya sampai dalam satu kesadaran bahwa saya membutuhkan bantuan profesional. Dari proses yang sulit dan panjang, saya dibawa pada satu titik jawaban yang membuat saya bangkit, yaitu: perilaku mencintai diri sendiri.
Dalam lukisan “Narcisuss” karya Caravaggio, sosok pria tenggelam dalam bayangannya sendiri karena terlalu mencintai dan mengagungkan dirinya. Analogi dalam karya ini justru menarasikan diri saya yang terjebak dalam pandangan negatif terhadap diri sendiri—sebagai bentuk satirisme—sehingga saya tenggelam dalam keputusasaan. Maka dari itu, “Narcissus” hadir sebagai pengingat bahwa inilah waktunya saya menyelamatkan diri sendiri dan menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari perjalanan hidup yang wajar. Lewat karya ini saya belajar bahwa mencintai diri sendiri bukan berarti egois, tapi menghadirkan kasih sayang tanpa syarat untuk menyembuhkan luka batin dan menguatkan saya dalam tantangan kehidupan yang akan terus datang.
The onset of a quarter-life crisis at my current age has completely shattered my perspective on the meaning of life. It’s undeniable that I’m at my lowest point, where life feels devoid of purpose, and I’m relentlessly consumed by negative thoughts. This state persisted for a significant period, leading me to often contemplate the end of my journey. Eventually, I reached a realization—I needed professional help. Through a long and arduous process, I was brought to a moment of clarity that helped me rise: the practice of self-love.
In Caravaggio’s painting Narcissus, the figure of a man is depicted as being entranced by his own reflection, captivated by excessive self-love and pride. The analogy in this artwork narrates my own entrapment in negative self-perception—serving as a form of satire—that causes me to sink into despair. Thus, Narcissus becomes a reminder that it is time for me to rescue myself and embrace imperfection as a natural part of life’s journey. Through this realization, I have learned that self-love is not selfish; rather, it is an act of offering unconditional kindness to heal inner wounds and strengthen myself for the inevitable challenges life will continue to bring.
Share





